Saturday, March 8, 2014

PUISI - Tuhan Marah, dan Aku Menangis




Tuhan marah, dan aku menangis

“Jangan . . .
kumohon . . . ! ! !”

kumal, dekil
tengadah tangan kecil
di pojok kumuh

Tuhan marah, dan aku menangis
 
isaknya
menjadi
pada gelap menggantung

Tuhan marah, dan aku menangis 
 
di balik bayang senja
”tidak
kumohon . . . !”
ratapnya
sayup, pilu 
 
Tuhan marah, dan aku menangis

hingga hilang
suara
nafasnya
tinggal

Tuhan marah, dan aku menangis 
 
seonggok tulang
hitam
dekil
mungil
mentari lah lupa pada sinarnya 
 
Tuhan marah, dan aku menangis

sumpah
serapah
sampah
gerah

Tuhan marah, dan aku menangis

”tidak ! ! !”
ia berkilah
lantang
”aku hanya utusan
tuk sempurnakan ayat-Nya 
 
dan esoknya,
tercetak besar-besar
” Gelandangan kecil, mati
atas noda-noda kekuasaan”

Sayang,
hanya
kertas kusam
di tong sampah

#Kelana

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Zona Review Kelana - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Bamz