Sunday, March 23, 2014

REVIEW BUKU - Karena Pertanyaan, tak Selalu Ada Jawabannya




Judul : Conspiracy Agent
Penulis : Michael Farewall
Penerbit : Momentum Fiction an Imprint of Salamadani
Tahun Terbit : 2007
Tebal : vi + 210 halaman
Harga : Rp 43.000

Teka-teki akan tetap menjadi teka-teki
Bila tidak ada yang bisa menemukan jawabannya
Dan jika pertanyaan hanya bisa dijawab oleh pertanyaan
Maka itulah “misteri” . . . ( Michael Firewall,2007:1)
Dibuka dengan sederet kalimat apik yang mengundang pemikiran lebih dalam. Michael Firewall nama samaran dari Arul Khan (yang juga nama samaran), penulis Indonesia yang mampu memberi warna khas bagi dunia sastra Indonesia.
Sebuah buku lama yang layak untuk kembali disimak. Ya, buku ini bagi Kelana adalah buku lama, tetapi ternyata saat kembali dibaca di tahun 2014 ini, tetap saja tidak kehilangan pesona dan daya tariknya.
Sastra Islam di Indonesia mulai marak sejak beberapa tahun belakangan diikuti meledaknya novel-novel berembel-embel “cinta” dengan tambahan “ pembangun jiwa”. Kali ini muncul novel dengan genre baru. Meski bagi novel-novel terbitan luar negeri, tema yang diusung “Detektif dan agen rahasia” sudah menjadi konsumsi umum bahkan difilmkan pula. Tapi, di Indonesia hal ini masih jarang diangkat. Masih ada ketabuan tema yang cukup sensitif, karena menyangkut rahasia tertentu dan negara_sebagai induk dari biro agen.
Dibawakan dengan cantik lewat lima tokoh utamanya. Andra, seorang agen senior level 10, Raj dan Heri agen level 9, bersama Kay dan Ine agen level 8.
Diawali dengan dipanggilnya kembali kelima agen senior itu, untuk mengungkap kematian tiga orang ilmuwan Octo Cooperation dan hilangnya seorang ilmuwan lagi, akibat diburu oleh perusahaan tempat mereka bernaung mula-mula, karena sebuah rumusan rahasia tentang MagBeam.
Berkembangnya pemikiran manusia untuk menjadikan Mars sebagai planet tinggal menjadi dasar dibuatnya rumusan ini. Perjalanan Bumi-Mars jika menggunakan teknologi “konvensional” pesawat luar angkasa biasa seringkali terhalang oleh orbit Bumi-Mars yang kadang sangat dekat, di saat lain sangat jauh, sehingga mmebutuhkan bahan bakar besar.
Teknologi MagBeam ditawarkan oleh keempat ilmuwan tadi sebagai solusi atas masalah di atas. Uji coba MagBeam ini dilakukan lewat pusat pengendali satelit Octa Cooperation, perusahaan tempat bernaung mereka, salah satu penyedia jasa layanan satelit di kawasan Asia-Tenggara.
Tapi, di luar perhitungan, uji coba ini mengakibatkan berbagai kejadian luar baisa di berbagai belahan bumi. Munculnya angin dasyat di beberapa tempat dengan kecepatan mendekati 300 km/jam, tapi hanya berlangsung semenit.
Kejadian ini memicu berbagai respon di belahan dunia. Uji coba rahasia yang ternyata diketahui oleh pihak Octa Cooperation ini juga memicu diburunya keempat ilmuwan tadi. Rumusan MagBeam dibagi menjadi empat dan masing-masing dibawa oleh ilmuwan itu. Salah seorang ilmuwan, Nakata ditemukan telah meninggal mempertahankan rumusan MagBeam itu.
Sebelum meninggal, Nakata sempat mengirim enkripsi MagBeam yang dibawanya pada ketiga rekannya yang lain. Kematian Nakata diikuti kematian rekan-rekannya yang lain, Greg dan Aziz. Sementara Raka, orang terakhir yang selamat dan membawa enkripsi lengakap MagBeam hilang, tak diketahui dimana keberadaannya.
Dalam waktu singkat, enkripsi MagBeam menjadi komoditas termahal di pasar gelap. Yang diburu tidak hanya oleh Octa Cooperation, tapi juga oleh mafia-mafia lain di seluruh dunia.
Agen Andra, Heri, Raj, Ine dan Kay adalah agen yang diutus biro untuk menuntaskan maslah ini. Kejadian berturut-turut di Indonesia ini memaksa agen-agen senior SEABI (South East Asian Bureau of Invetigation)_biro rahasia di kawasan Asia-Tenggara ini untuk turun tangan.
Sementara salah satu pemburu MagBeam juga menggunakan G, penjahat internasional yang terkenal piawai dan licin di setip aksinya untuk turut campur pula.
Maka jadilah kelima agen SEABI ini harus berhadapan dengan G dan memecahkan teka-teki kematian ketiga ilmuwan Octa Cooperation.
Aziz, orang terakhir yang terbunuh sempat mengirimkan email enkripsi lengkap MagBeam pada Raka dan adiknya Anwar. Anwar yang tidak tahu apa-apa akhirnya juga menjadi salah satu incaran para pemburu MagBeam.
Ditengah aksi menyelamatkan Anwar, salah satu agen, Heri tertembak dan akhirnya meninggal. Disusul kemunculan Raka yang meminta perlindungan SEABI, maka misteri MagBeam mulai menemui titik terang. Betapa luar biasa rahasia dibalik enkripsi ini.
Disisi lain, ternyata G telah berhasil menyusup masuk markas SEABI, dengan menyamar sebagai Anwar, setelah terlebih dahulu membunuh Anwar. Ia berhasil mencuri enkripsi lengakap MagBeam dan mengirimkannya pada bos Octa Cooperation dan bos Onsen Company, perusahaan penyedia layanan satelit Jepang yang juga menyewa kemampuannya.
Tapi ternyata enkripsi itu palsu, yang akhirnya menyeret G untuk tertangkap. hanya sebentar G berada di markas SEABI yang sebenarnya. Tiba-tiba turun perintah dari salah satu direktur SEABI untuk menghentikan misi, tugas selesai, tanpa tuntas, tanpa sempat mengintrogasi G, dia sudah dibawa oleh pihak Interpol ke Singapura.
Kay dan Ine menaruh curiga dengan semua ini. perintah penutupan misi yang tiba-tiba, pemindahan G tanpa ada interogasi, kamuflasi kematian Heri dan berbagai tanda tanya lain tentang biro.
Ada konspirasi apa yang sebenarnya terjadi dalam biro SEABI yang cukup disegani ini?
Cerita yang sangat mengalir dan begitu nyata. Meski memang terkadang butuh membaca berulang kali untuk memastikan potongan-potongan slide dan kisah, yang ditulis dengan waktu, setting, tokoh dan peristiwa berbeda.
Michael Firewall cukup lihai dalam menyusun kisah ini. Dibuka dengan potongan-potongan puzzle yang harus jeli dikaitkan dan dihubungkan. Diawali dan diakhiri dengan ending yang mengejutkan.
Dipenuhi intrik, taktik, high tech, penghianatan, ambisi, politik, kekuasaan, loyalitas dan profesionalisme, membuat novel ini berbeda. Tema apik yang diusungnya, yang jarang tersentuh penulis Indonesia, dalam novel ini dibahas dengan warna kental masyarakat.
Uniknya, adalah perpaduan latar belakang budaya tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Singapura, Jepang, Belanda, Indonesia, Malaysia dengan setting Indonesia dan Singapura. Penokohan dan penjabaran karakter yang hidup membuat novel ini juga patut mendapat acungan jempol. Meski di beberapa bagian, dari segi bahasa dapat dikatakan penulis masih kurang kaya. Artinya penonjolan bahasa dari daerah asal tokoh masih kurang tampak. Penulis masih mencari aman dengan menggambarkan daerah asal tokoh lewat narasi, bukan lewat bahasa yang digunakan tokoh. Jika karakter tokoh diperkuat dengan bahasa asal daerahnya, ini menjadi nilai plus tersendiri bagi penulis. Artinya penulis tidak hanya cerdas mengolah cerita, tapi juga cerdas memainkan bahasa.
Hal menarik lain, adalah alur ceritanya. Ditulis bagian tiap bagian dengan pole puzzle yang nmenuntut kepiawaian pembaca untuk menyusunnya. Terkadang pembaca mesti membaca ulang di beberap bagian untuk dapat menemukan pasangan puzzle dari suatu potongan sebelum ia menemukan potongan-potongan lain yang sebenarnya saling berhubungan.
Memiliki judul yang ”nyentrik”, Conspiracy Agent. Sesuai dengan judulnya sentakan di akhir cerita benar-benar menggambarkan novel sesuai dengan judulnya. Akhir yang sedikit “memaksa”, tapi mampu membuat pembaca kaget dan tertegun.
Secara keseluruhan, novel ini menarik. Dari segi tema ” baru” dan ”berani”, yang masih sangat jarang diusung oleh penulis Indonesia. Fakta-fakta dan data ilmiah pendukung yang padat berisi, menunjukan bahwa penulis benar-benar ”ahli” dalam bidangnya. Cerita mengalir yang memaksa pembaca untuik cerdas dalam menyikapinya dan hentakan di akhir cerita yang misterius.
Sebenarnya novel ini cocok dibaca siapa saja. Asal pembaca mampu mengimbangi imajinasi dan wawasan teknologi Michael Firewall. Intinya dibutuhkan pembaca yang cerdas untuik menikmati buku ini.
Terakhir, selamat untuik Michael Firewall yang berhasil memikat pembaca dengan genre dan kisah baru yang diusungnya. Bagaiman dengan penulis Indonesia lainnya? Berani keluar dari garis aman dalam mengekploitasi tema?
#pssst … Kelana sempat mention penulisnya dan bertanya buku lanjutannya, tapi belum dibalas, hehehehe

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Zona Review Kelana - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Bamz