Thursday, July 17, 2014

Flash Fiction – Mendung Kertas Buram

Mendung kembali menggantung. Dan gw linglung. Mungkin ini saatnya untuk rehat sejenak dari semua aktivitas. Tapi rasanya itu sulit. Di depan gw ada setumpuk kertas yang bahkan belum sempat gw sentuh. Bukan apa-apa, tapi kalau ini tidak segera gw selesaikan, maka bisa jadi gw akan kehilangan lebih banyak waktu tidur di akhir minggu nanti. Dan lagi gw ogah mendengar ocehan dan keluhan dari meja sebelah gw jika ini tidak segera gw selesaikan.

Susah payah gw seret tangan gw, menjangkau kertas teratas dari tumpukan itu. Kertas buram tipis yang sama sekali tidak menarik. Tinta tulisannya berwarna hitam, sedikit kasar dan ukuran goresannya cukup besar. Dari tulisannya, gw tebak ini tulisan lelaki. Entah kenapa, kesan kasarnya begitu tampak. Beberapa coretan juga menghiasi ukuran kertas yang tidak seberapa itu. Coretan maupun tulisannya tampak tergesa. Tanpa harus banyak berpikir, gw pun tahu alasan coretan dan perbaikan tulisan di bawahnya. Itu sudah jadi pemandangan biasa bagi gw.


“Bu Alin, kenapa ngelamun?” seseorang menempuk pundak Alin.

“Eh bu Dewi. Iya bu, saya masih dibuat syok dengan tulisan ini,” ujar Alin kemudian.
Orang yang disebut bu Dewi itu tersenyum, “Bukannya udah ga kaget ya bu, apalagi bu Alin kan mengampu mata pelajaran fisika,” komentarnya.

Alin hanya tersenyum. Benar, ia adalah seorang guru fisika di sekolah swasta pinggiran dengan jumlah siswa tidak seberapa dan gaji sebagai guru honorer yang hanya cukup membeli beras seminggu. 
 
#Kelana

0 comments:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Zona Review Kelana - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Bamz